GAMBARAN UMUM
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
terbentuk berdasarkan undang-undang No. 54 Tahun 1999 undang-undang No. 14
Tahun 2000 dengan luas 5.445 Km2 atau 10,2 % dari luas wilayah propinsi Jambi,
namun sejalan dengan berlakunya undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, luas wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur termasuk perairan dan 30 pulau kecil (termasuk pulau
berhala, 11 diantaranya belum bernama) menjadi 13.102,25 Km2. Disamping itu
memiliki panjang pantai sekitar 191 km atau 90,5 % dari panjang pantai propinsi
Jambi.
Kabupaten
Tanjung Jabung Timur yang terletak di pantai timur pulau Sumatera ini
berbatasan langsung dengan Propinsi Kepulauan Riau dan merupakan daerah
hinterland segitiga pertumbuhan ekonomi Singapura-Batam-Johor (SIBAJO).Wilayah perairan laut kabupaten ini merupakan bagian dari alur pelayaran kapal nasional dan internasional (ALKI I) dari utara keselatan atau sebaliknya, sehingga dari sisi geografis daerah ini sangat potensial untuk berkembang.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara
geografis terletak pada 0°53’ - 1°41’ LS dan 103°23 - 104°31 BT dengan luas
5.445 Km² dengan ketinggian Ibukota-Ibukota Kecamatan dalam Kabupaten Tanjung Jabung
Timur berkisar antara 1-5 m dpl. Kabupaten Tanjung Jabung Timur mempunyai luas
wilayah 5.445 Km², dengan batas-batas sebagai berikut :
Ø Sebelah
Utara : berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
Ø Sebelah
Selatan : berbatasan dengan Kab. Muaro Jambi dan Prov. Sumatera Selatan.
Ø Sebelah
Barat : berbatasan dengan Kab. Tanjung Jabung Barat dan Kab. Ma Jambi.
Ø Sebelah
Timur : berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
Secara
administratif Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan Ibukota Muaro Sabak terdiri
dari 11 Kecamatan, 73 Desa dan 20 Kelurahan. Adapun nama-nama Kecamatan dalam
Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah sebagai berikut :
1. Kecamatan Muara Sabak Timur dengan Ibu Kota
Muara Sabak Ilir
2. Kecamatan Muara Sabak barat dengan Ibu Kota
Nibung Putih
3. Kecamatan Kuala Jambi dengan Ibu Kota Kampung
Laut
4. Kecamatan Dendang dengan Ibu Kota Rantau
Indah
5. Kecamatan Mendahara dengan Ibu Kota Mendahara
Ilir
6. Kecamatan Mendahara Ulu dengan Ibu Kota
Pematang Rahim
7. Kecamatan Geragai dengan Ibu Kota Pandan Jaya
8. Kecamatan Rantau Rasau dengan Ibu Kota Bandar
Jaya
9. Kecamatan Berbak dengan Ibu Kota Simpang
10. Kecamatan Nipah Panjang dengan Ibu Kota Nipah
Panjang II
11. Kecamatan Sadu dengan Ibu Kota Sungai Lokan
Jarak dari
Ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur ke beberapa Ibu Kota Kabupaten / Kota
dalam Provinsi Jambi :
Muara
Sabak – Jambi lewat Sengeti : 124 Km
Muara
Sabak – Kuala Tungkal lewat Simpang Tuan : 129 Km
Muara
Sabak – Muara Bulian lewat Bajubang Laut : 172 Km
Muara
Sabak – Sengeti lewat Simpang Tuan : 94 Km
Muara
Sabak – Muaro Bungo lewat Muaro Bulian : 347 Km
Muara
Sabak – Muaro Tebo lewat Muaro Bulian : 299 Km
Muara
Sabak – Sarolangun lewat Muaro Bulian : 290 Km
Muara
Sabak – Bangko lewat Sarolangun : 364 Km
Muara
Sabak – Sungai Penuh lewat Bangko : 534 Km
Muara Sabak – Jambi lewat Zone V - Jembatan Batanghari II : 60 Km
Untuk Ibu
Kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat ditempuh melalui 3 (tiga) Jalur /
Ruas Jalan yaitu :
1. Jalur Timur, melalui Ruas Jalan Jambi – Suak
Kandis (134 Km)
2. Jalur Barat, melalui Ruas Jalan Jambi –
Sengeti – Simpang Tuan (122 Km)
3. Jalur Tengah (dalam persiapan), melalui Ruas
Jalan Jambi – Jambi Kecil – Rantau Karya / Zone V (37 Km)
IKLIM
Iklim merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh cukup besar terhadap berhasil tidaknya pembangunan pertanian maupun
non pertanian. Kondisi iklim secara makro sangat sulit untuk dikendalikan
karakteristiknya, karena dipengaruhi oleh letak geografis dan bentuk kawasan.
Dalam hal ini kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi iklim setempat.
Berdasarkan Zona Agroklimat B 1 dengan 8 bulan basah (bulan dengan curah hujan
> 200 mm) dan 2 bulan kering (bulan dengan curah hujan < 100 mm)
berturut-turut. Bulan basah terjadi pada bulan Oktober sampai April, sedangkan
bulan kering terjadi mulai bulan Juni sampai Agustus.
Untuk semua wilayah di Kab Tanjung
Jabung Timur, sepanjang tahun 2008 mempunyai curah hujan tahunan sekitar 2.000
– 3.000 mm, dimana 8 – 10 bulan basah, 2 – 4 bulan kering. Rata-rata curah
hujan bulan basah 179 – 279 mm dan bulan kering 68 – 106 mm. Suhu udara
rata-rata 25,90 C – 27,40 C, kelembaban udara 78% - 81% pada bulan
Desember–Januari dan 73% pada bulan September.
Seperti halnya daerah-daerah lain di
Provinsi Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki iklim yang cukup baik
serta curah hujan yang cukup tinggi. Tetapi bila musim panas tiba, Kabupaten
Tanjung Jabung Timur termasuk daerah yang rawan kebakaran. Hal ini disebabkan
sebagian besar tanaman yang ada adalah tanaman sawit dan tanah gambut.
KETINGGIAN
Ketinggian suatu tempat dari permukaan
laut dapat mempengaruhi sifat tumbuhnya suatu tanaman karena adanya perbedaan
suhu yang disebabkan oleh ketinggian, dimana tiap naik 100 M maka suhu udara
turun 0,6° C. Kabupaten Tanjung Jabung Timur mempunyai ketinggian kurang lebih
0 – 100 M dari permukaan laut. Topografi daerah pada umumnya dataran rendah
terdiri dari rawa/gambut dengan permukaan tanah banyak dialiri pasang surut air
laut.
TOPOGRAFI
Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang
sebagian secara topografi, seluruh kawasan mempunyai kelerengan antara 0 – 3 %
(datar). Kawasan ini dapat dikembangkan sebagai kawasan pertanian dengan syarat
input drainase, yang berfungsi juga sebagai saluran irigasi karena adanya
pengaruh arus pasang. Berdasarkan hasil studi serta pengukuran yang telah
dilakukan sebelumnya, semua elevasi di daerah rawa-rawa sepanjang Sungai
Batanghari dinyatakan dalam acuan ketinggian yang sama, yaitu dalam meter di
atas Project reference Level (M + PRL). Acuan ketinggian di kawasan perencanaan
diambil dari ketinggian BM (Bench Mark) BK 63.
JENIS TANAH
Penyebaran tanah di kawasan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur secara makro pada umumnya adalah tanah yang selalu
dipengaruhi oleh air, yaitu tanah-tanah yang berumur muda dan tanah organik
atau tanah gambut. Beberapa jenis tanah yang terdapat di kawasan perencanaan
menurut Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor (1983), yaitu : Aluvial Tionik, Aluvial
Gleik, Aluvial Humik, Organosol Fibrik, Organosol Saprik, Organosol Humik, dan
Gleisol Humik.
LAHAN GAMBUT
Gambut
terbentuk karena pengaruh iklim terutama curah hujan yang merata sepanjang
tahun dan topografi yang tidak merata sehingga terbentuk daerah-daerah
cekungan. Pada daerah cekungan dengan genangan air terdapat longgokan bahan
organik. Hal ini disebabkan suasana yang langka oksigen menghambat oksidasi
bahan organik oleh jasad renik, sehingga proses hancurnya jaringan tanaman
berlangsung lebih lambat dari pada proses tertimbunnya, dengan demikian
terbentuklah gambut, Sementara itu potensi gambut di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur tersebar di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Mendahara dan
Kecamatan Dendang. Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa kandungan kalori
gambut berkisar antara 4000-5500 kalori/gram dengan tebal maksimum berkisar
antara 5-13 meter. Kandungan abu
berkisar antara 2,13-4,19 persen, sedangkan kandungan sulfur berkisar antara
0,27-0,63 persen.
sumber : Bappeda Kabupaten Tanjung Jabung Timur